Cerita ini dimulai pada hari Rabu(1 Juni 2005) malam. Waktu itu sepulang dari kantor, di kamar, gue mau mencopot sepatu. Jika biasanya sepatu gue, gue copot dengan bantuan tangan, entah kenapa, pada malam itu, sepatu gue, gue copot dengan menggunakan kaki saja.
Apa istimewanya kegiatan copot sepatu? Well, sebenarnya nggak ada. Cuman, pada hari naas itu, kegiatan tersebut membawa korban. Hak sepatu gue copot! Kok bisa??? Pada waktu dicopot, tumpuannya nggak bener, akibatnya tenaga gue mengakibatkan hak sepatu gue copot.
BENCANA!!! Soalnya saat ini gue cuman punya satu sepatu yang nyaman buat dipake. Kets gue digondol maling! :( btw gue heran, sepatu kets gue masih didoyanin maling, soalnya kets gue itu udah robek-robek.
Anyway setelah bongkar-bongkar kamar, gue berhasil nemu sepatu gue yang lama. Sepatu gue yang lama itu, udah gue beli semenjak gue SMA. Kalau dari segi merek, bahan, dan gengsi; jelas sepatu gue yang lama lebih bagus ketimbang sepatu gue yang jebol. Udah gitu, barang simpenan lagi. Itu sepatu cuman gue pake buat ke pesta doang. Jadi kondisinya masih bagus banget, cuman agak kusam dikit, gara-gara udah lama nggak disentuh.
So what's the catch? Sepatu tersebut ukurannya 41, sementara ukuran kaki gue 42. Yups! 1 size smaller than my foot. Berhubung gue nggak mungkin pake sendal jepit ke kantor, sepatu tersebut tetap gue pake. Trus sepatu gue yang haknya jebol, gue titipin ke ibu kost untuk diperbaiki sama tukang sol keliling.
Bagaimana kesannya pake sepatu satu ukuran lebih kecil? Pertama dipake, masih belum apa-apa, walau agak sempit. Lama kelamaan rasa agak sempit berubah jadi nyeri.Lalu rasa nyeri meningkat jadi rasa sakit. DAMN! It hurts like hell! Setelah sampe di kantor, gue memutuskan untuk memakai sendal jepit selama di kantor. Agak nyaman sich, sampe gue harus pake sepatu itu lagi waktu pulang kantor.
So, apa hubungannya cerita sepatu kekecilan dengan judul God is Good?
Begini hubungannya, hari itu, Kamis(2 Juni 2005), gue merasa jalan gue dimudahkan. Kalo pulang kantor, biasanya gue harus berdiri, jika gue memutuskan untuk naik Patas 86. Patas 86 itu jarang-jarang bo'! Akibatnya gue seringnya nyambung-nyambung, naik Kopaja 66/620 ke Perempatan Hero Mampang, abis itu naik Metromini 75 ke Terminal Pasar Minggu, setelah itu akhirnya naik Mini Artha "tanggung" ke Depok. Pada hari itu, gue merasa dapat double luck, begitu gue turun, langsung dapat Patas 86, dan gue dapat duduk!
Cerita ini nggak selesai di sini, sebelum sampe di Depok, gue sempet khawatir. Soalnya, gue harus menyeberang jalan Margonda. Jalan Margonda itu RUAME.... sekali. Saking ramenya, kadang-kadang gue harus "jumpalitan" untuk menyeberang. Pada malam itu, yet another surprise, jalan Margonda nggak serame biasanya, jadi gue bisa selamat menyeberang jalan, walaupun agak terpincang-pincang.
As if that night consist only of surprises, i've got another one. Gue orangnya nggak percaya ama insight, menurut gue kalo elo nggak tahu, ya berarti elo memang nggak tahu. Nggak perlu mengulur-ngulur waktu ujian, dengan harapan dapet wangsit. Entah dari mana, malam itu, gue dapet insight! Untuk pertama kali dalam hidup gue, gue memakai sepatu dengan menginjak belakangnya. Alhasil gue bisa nyampe kost dengan rasa sakit minimal.:D
Waktu gue nyampe di kost. Gue mendapati kalo sepatu gue yang haknya jebol, udah dibenerin. Hm...it's a night filled with good things!:D
Moral of the story:
Apa istimewanya kegiatan copot sepatu? Well, sebenarnya nggak ada. Cuman, pada hari naas itu, kegiatan tersebut membawa korban. Hak sepatu gue copot! Kok bisa??? Pada waktu dicopot, tumpuannya nggak bener, akibatnya tenaga gue mengakibatkan hak sepatu gue copot.
BENCANA!!! Soalnya saat ini gue cuman punya satu sepatu yang nyaman buat dipake. Kets gue digondol maling! :( btw gue heran, sepatu kets gue masih didoyanin maling, soalnya kets gue itu udah robek-robek.
Anyway setelah bongkar-bongkar kamar, gue berhasil nemu sepatu gue yang lama. Sepatu gue yang lama itu, udah gue beli semenjak gue SMA. Kalau dari segi merek, bahan, dan gengsi; jelas sepatu gue yang lama lebih bagus ketimbang sepatu gue yang jebol. Udah gitu, barang simpenan lagi. Itu sepatu cuman gue pake buat ke pesta doang. Jadi kondisinya masih bagus banget, cuman agak kusam dikit, gara-gara udah lama nggak disentuh.
So what's the catch? Sepatu tersebut ukurannya 41, sementara ukuran kaki gue 42. Yups! 1 size smaller than my foot. Berhubung gue nggak mungkin pake sendal jepit ke kantor, sepatu tersebut tetap gue pake. Trus sepatu gue yang haknya jebol, gue titipin ke ibu kost untuk diperbaiki sama tukang sol keliling.
Bagaimana kesannya pake sepatu satu ukuran lebih kecil? Pertama dipake, masih belum apa-apa, walau agak sempit. Lama kelamaan rasa agak sempit berubah jadi nyeri.Lalu rasa nyeri meningkat jadi rasa sakit. DAMN! It hurts like hell! Setelah sampe di kantor, gue memutuskan untuk memakai sendal jepit selama di kantor. Agak nyaman sich, sampe gue harus pake sepatu itu lagi waktu pulang kantor.
So, apa hubungannya cerita sepatu kekecilan dengan judul God is Good?
Begini hubungannya, hari itu, Kamis(2 Juni 2005), gue merasa jalan gue dimudahkan. Kalo pulang kantor, biasanya gue harus berdiri, jika gue memutuskan untuk naik Patas 86. Patas 86 itu jarang-jarang bo'! Akibatnya gue seringnya nyambung-nyambung, naik Kopaja 66/620 ke Perempatan Hero Mampang, abis itu naik Metromini 75 ke Terminal Pasar Minggu, setelah itu akhirnya naik Mini Artha "tanggung" ke Depok. Pada hari itu, gue merasa dapat double luck, begitu gue turun, langsung dapat Patas 86, dan gue dapat duduk!
Cerita ini nggak selesai di sini, sebelum sampe di Depok, gue sempet khawatir. Soalnya, gue harus menyeberang jalan Margonda. Jalan Margonda itu RUAME.... sekali. Saking ramenya, kadang-kadang gue harus "jumpalitan" untuk menyeberang. Pada malam itu, yet another surprise, jalan Margonda nggak serame biasanya, jadi gue bisa selamat menyeberang jalan, walaupun agak terpincang-pincang.
As if that night consist only of surprises, i've got another one. Gue orangnya nggak percaya ama insight, menurut gue kalo elo nggak tahu, ya berarti elo memang nggak tahu. Nggak perlu mengulur-ngulur waktu ujian, dengan harapan dapet wangsit. Entah dari mana, malam itu, gue dapet insight! Untuk pertama kali dalam hidup gue, gue memakai sepatu dengan menginjak belakangnya. Alhasil gue bisa nyampe kost dengan rasa sakit minimal.:D
Waktu gue nyampe di kost. Gue mendapati kalo sepatu gue yang haknya jebol, udah dibenerin. Hm...it's a night filled with good things!:D
Moral of the story:
- Jangan buka sepatu pake kaki, entar rusak!
- Sedia sepatu cadangan, just in case, sepatu elo haknya jebol gara-gara dibuka pake kaki.
- Sore feet isn't a good thing.
- God is good, he works in misterious ways, sometimes through surprises and insights.
No comments:
Post a Comment